Parasit Pada Kucing Berkaitan dengan Gangguan Mental Seseorang
Atas nama cinta dasar saya memiliki tiga ekor kucing
peliharaan (sebenarnya kucing liar, tetapi karena sering dikasih makan, jadi
akhirnya menetap di rumah), saya ingin menulis artikel mengenai hubungan kucing
dan penyakit yang selalu diucapkan oleh mama saya, Toxoplasma. “Jangan dekat-dekat, nanti kena toxo.”
atau “Cuci tangannya setelah memegang
kucing, nanti kena toxo.” Kata-kata ini begitu terngiang-ngiang di hati dan
pikiran (lebay tingkat dewa). Intro tidak jelas,
malah curhat.
Berbicara mengenai kucing,
apakah menurut anda mereka adalah hewan yng dapat dipercaya, berbulu, sahabat sejati
yang hanya menimbulkan sedikit kerusakan atau anda menganggap mereka seperti
pemburu berdarah dingin? Tidak ada yang menyangkal bahwa mereka merupakan bagian
dari masyarakat modern saat ini. Kita semua tahu setiap orang biasanya memiliki
satu, atau beberapa kucing. Dalam hal memelihara kucing, sebuah penelitian baru
terhadap parasit yang biasa dibawa oleh kucing, Toxoplasma gondii, menunjukkan
bahwa parasit itu dapat dihubungkan dengan penyakit mental pada pemiliknya,
terutama skizofrenia. Seseorang yang mengalami skizofrenia seakan-akan memiliki
dunia sendiri. Hal ini tidak dapat dicegah dan pengobatan pun harus diberikan
seumur hidup mereka.
Sebagai parasit, Toxoplasma
gondii cukup menipu. Parasit ini telah terbukti mampu mengubah perilaku tikus dan
menyebabkan mereka "bunuh diri." Tikus memiliki kelenjar penciuman
yang akut, yang berarti bahwa mereka memiliki penciuman yang tajam. Setiap kali
mereka mencium bau pipis kucing, mereka cenderung untuk menghindarinya, waspada
terhadap ancaman terdekat. Berbeda kasus apabila tikus terinfeksi T. gondii.
Bukannya menjauh, tikus tersebut justru seperti tidak menghiraukannya. Dalam
banyak kasus, mereka secara aktif berkeliaran di sekitar bau pipis kucing itu. Hal
ini jelas membuat tikus terlihat oleh predator. Setelah menerkam tikus dengan
cepat dan membunuhnya, tikus bersama dengan parasit yang berada di dalam
tubuhnya tertelan oleh kucing.
Kucing hanya sebagai inang
(wadah) dimana parasit dapat bereproduksi secara seksual. Setelah parasit
menghasilkan telur dalam tubuh kucing, telur itu pun keluar dari tubuh kucing ketika
kucing melakukan buang air besar. Telur ini mampu bertahan selama
berbulan-bulan dalam berbagai iklim kering dan sedang, siap untuk menginfeksi
inang (wadah) lain yang berdarah panas.
Sayangnya, inang dari parasit
ini termasuk manusia. Meskipun parasit tidak dapat bereproduksi dalam tubuh
manusia, mereka dapat menyebabkan toksoplasmosis. Selain menjadi penyakit akut
yang berbahaya bagi mereka yang terinfeksi selama masa kehamilan atau
orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, ada sedikit bukti yang
menunjukkan efek negatif pada kesehatan manusia dewasa yang terinfeksi. Hal ini
di samping fakta bahwa di Amerika Serikat saja sudah lebih dari 60 juta orang
yang terinfeksi, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Sebuah penelitian, yang
diterbitkan dalam jurnal Penelitian Terhadap Skizofrenia, meneliti apakah
kepemilikan kucing selama masa kanak-kanak, yang mana orang tersebut lebih
sering berkumpul bersama anggota keluarganya, memiliki kaitan dengan gangguan
kesehatan mental seseorang di kemudian hari. Para peneliti menyatakan bahwa dua
penelitian sebelumnya sampai pada kesimpulan ini dan dengan menggunakan survei
ekstensif, mereka berusaha untuk mengembangkan temuan. Pada akhirnya mereka berhasil
menemukan adanya kaitan yang kuat antara kepemilikan kucing sejak dini dengan terkena
skizofrenia di kemudian hari, serta penyakit mental serius lainnya.
Penting untuk dicatat bahwa
studi ini hanya berfokus pada hubungan, dan tidak mengatakan T. gondii adalah
penyebabnya. Ini adalah bukti berdasarkan keadaan, bukan bukti sebab-akibat,
dan sampai saat ini belum ada penelitian yang melihat ke dalam mekanisme
potensial yang lebih jauh. Namun, penelitian kedua yang diterbitkan dalam
jurnal Acta Psychiatrica Scandinavica benar-benar melihat hubungan ini secara
langsung. Setelah meneliti 50 penelitian berkaitan dengan hubungan pada subjek,
para peneliti membuktikan bahwa seorang individu yang terinfeksi T. gondii
berpotensi hampir dua kali lipat lebih besar untuk terkena skizofrenia di
kemudian hari.
Obat anti-psikotik yang biasa
digunakan untuk mengobati pasien yang terkena skizofrenia, juga mampu bekerja
untuk menghilangkan efek dari toksoplasmosis pada tikus dan manusia, menandakan
bahwa memang ada hubungan antara parasit dan gangguan kesehatan mental, tetapi
sampai saat ini tampaknya hal tersebut tetap menjadi sebuah misteri yang perlu
dipecahkan.
Diterjemahkan secara bebas dari:
http://www.iflscience.com/health-and-medicine/cat-parasite-linked-development-mental-illness-owners
Artikel ini dapat
dicopy-paste atau disebarluaskan. Namun, selalu cantumkan
http://bagikertas.blogspot.co.id/ sebagai sumber artikel.
Terima kasih telah berkunjung
ke Bagi Kertas.
Like juga Facebook Page:
BagiKertas
agen365 menyediakan game : sbobet, ibcbet, casino, togel dll
ReplyDeleteayo segera bergabung bersama kami di agen365*com
pin bbm :2B389877
AJOQQ menyediakan 8 permainan yang terdiri dari :
ReplyDeletePoker,Domino99 ,BandarQ,BandarPoker,Capsa,AduQ,Sakong,Bandar66 ( NEW GAME )
Ayo segera bergabung bersama kami di AJOQQ :)
Bonus : Rollingan 0.3% dan Referral 20% :)