Ditemukan! Fosil Buah Persik Tertua di Dunia
Lokasi dimana fosil buah
persik ditemukan berada pada bebatuan berusia sekitar 2 juta tahun di China bagian
barat daya. Penemuan ini mengungkapkan bahwa buah berdaging manis yang biasa kita
nikmati ini sekarang telah mengalami perkembangan akibat seleksi alam, jauh
sebelum kita membudidayakannya. Menurut temuan yang dipublikasikan dalam Scientific Reports pekan ini, buah persik
sudah ada sebelum masa Pleistosen, yaitu masa dimana Homo erectus dan Homo
sapiens hidup.
Pada bulan Agustus tahun
2010, pembangunan jalan di dekat Stasiun Bus Terminal Utara Kunming, Provinsi Yunnan,
secara tidak sengaja membuat bebatuan Pliosen dari Formasi Ciying terangkat. Pada
bebatuan tersebut, ditemukan berbagai fosil tumbuhan, baik tropis maupun
subtropis, termasuk fosil pohon ek dan bagian dalam buah persik yang disebut endocarps. Bagian dalam buah persik yang
berbentuk elips ini sudah menyatu dengan bebatuan dan memiliki panjang 3,0 cm,
serta lebar 2,3 cm.
Prunus Persica, jenis buah persik yang memiliki kesamaan dengan fosil buah persik yang ditemukan.
Sekelompok tim yang dipimpin oleh Tao Su dari Chinese Academy of Sciences meneliti delapan fosil endocarps buah persik dan menyatakan bahwa fosil-fosil tersebut diperkirakan berusia 2,6 juta tahun. Benih yang terdapat di bagian dalam buah telah digantikan oleh besi, dan dinding buah telah mengalami rekristalisasi. Sampai saat ini, bukti tertua terkait buah persik ini berasal dari catatan arkeologi China pada 8.000 tahun yang lalu. Namun, karena tidak ditemukannya populasi liar yang terkonfirmasi, dan sejarah perdagangan buah persik yang panjang, serta genomik yang rumit membuat para peneliti kesulitan untuk melacak asal-usul fosil-fosil tersebut.
Para peneliti juga mengungkapkan bahwa buah
persik prasejarah yang ditemukan ini memiliki kesamaan dengan varietas buah persik
modern, yaitu Prunus persica. Kesamaan
karakter morfologi ini meliputi alur tunggal dalam yang memanjang dari puncak
ke dasar dalam satu sisi, dari ujung ke ujung di sisi lain, dan adanya lubang
pada bagian dalam, serta alur-alur di permukaannya. Hingga saat ini para
peneliti masih belum menemukan bagian-bagian lain dari tanaman kuno tersebut, tetapi
mereka mengusulkan sebuah nama untuk spesies baru fosil ini, yaitu Prunus kunmingensis.
Berdasarkan korelasi antara buah
persik modern dan ukuran bagian dalam buahnya, peneliti memperkirakan bahwa buah
persik zaman Pliosen ini memiliki diameter 5,2 cm (2 inci). Hal ini berarti buah
persik tersebut memiliki ukuran seperti buah persik terkecil yang dapat anda temukan
di pasar saat ini. Baik ukuran maupun variasi buah kemudian mengalami perubahan
akibat dari domestikasi, pertanian, dan peternakan buatan di masa-masa
selanjutnya. Tetapi sebelum itu, mamalia pemakan buah, termasuk primata
prasejarah, kemungkinan juga memiliki kontribusi dalam penyebaran buah persik
liar, sehingga memiliki peran kunci dalam evolusi buah ini. "Buah persik adalah saksi dalam
kolonisasi manusia di China," kata rekan penulis studi, Peter Wilf
dari Penn State dalam sebuah
pernyataan. "Buah ini sudah ada
sebelum manusia diciptakan, dan seiring dengan berjalannya waktu, kita dapat menyesuaikan
diri dengan buah ini sebagaimana buah ini beradaptasi terhadap lingkungan kita."
Diterjemahkan secara bebas
dari:
http://www.iflscience.com/plants-and-animals/worlds-oldest-fossil-peaches-found-china
Artikel ini dapat
dicopy-paste atau disebarluaskan. Namun, selalu cantumkan
http://bagikertas.blogspot.co.id/ sebagai sumber artikel.
Terima kasih telah berkunjung
ke Bagi Kertas.
Like juga Facebook Page: Bagi Kertas
Follow Twitter: Bagi Kertas
0 komentar:
Post a Comment