Penggunaan Obat Antidepresan Selama Masa Kehamilan Berisiko Meningkatkan Autisme


Terdapat banyak sekali kontroversi seputar obat antidepresan. Apakah sebenarnya obat ini bekerja? Atau tidak bekerja? Beberapa studi mengatakan bahwa antidepresan memberikan manfaat besar bagi pasien, sedangkan studi lain melaporkan obat ini tidak lebih baik dari plasebo, bahkan dapat meningkatkan risiko bunuh diri. Saat ini, para peneliti mengklaim adanya kasus lain terhadap penggunaan antidepresan: mengkonsumsi obat ini selama masa kehamilan secara substansial dapat meningkatkan risiko autisme pada anak.

"Depresi pada ibu, diobati atau tidak diobati, merupakan faktor dari risiko autisme," kata pimpinan tim peneliti Anick Bérard kepada IFLScience. "Tetapi penggunaan antidepresan memiliki faktor risiko tersendiri. Saya tidak mengatakan kalau depresi tidak boleh diobati, namun saya mengatakan bahwa antidepresan mungkin bukanlah cara terbaik untuk mengobati depresi."

Penggunaan obat ini berpusat pada teori bahwa depresi berasal dari ketidakseimbangan zat kimia tertentu di otak, terutama "hormon bahagia" serotonin. Oleh karena itu antidepresan bertujuan untuk menormalkan tingkat serotonin, misalnya dengan mencegah reuptake (reabsorpsi neurotransmitter, seperti serotonin atau norepinefrin) dalam sistem saraf. Obat-obatan yang bekerja dengan cara ini disebut SSRI (selective serotonin reuptake inhibitors), termasuk Prozac dan citalopram.

Lalu, bagaimana jika kadar serotonin normal ternyata merupakan gejala, dan bukan penyebab depresi? Itulah mengapa bukti kuat yang mendukung keberhasilan antidepresan tampaknya kurang memadai. Namun terlepas dari ini, penggunaannya telah melonjak, naik 400 persen pada tahun 1988-2008 di AS. Dalam waktu yang sama, kita juga menyaksikan peningkatan tajam dalam prevalensi autism spectrum disorder (ASD), istilah umum untuk gangguan perkembangan saraf, seperti autisme dan Asperger.


"Fenomena ini bisa mendapat sedikit kejelasan dengan adanya pendeteksian lebih, perhatian yang lebih, serta kriteria diagnostik yang lebih diperluas," kata Bérard. "Tetapi fakta bahwa dalam 10 tahun terakhir terjadi peningkatan autisme hampir dua kali lipat tidak bisa semata-mata disebabkan oleh obat antidepresan. Maka dari itu disini kami akan coba untuk mendapatkan kejelasan, sebagai bagian dalam penelitian kami terkait dengan paparan lingkungan, dan dalam hal ini mengenai kasus penggunaan antidepresan."

Penelitian yang dipublikasikan dalam JAMA Pediatrics, melibatkan berbagai data dari hampir 145.500 orang anak di Québec yang telah dipantau selama lebih dari 10 tahun. Di samping rekaman diagnosis ASD, tim juga mengumpulkan informasi mengenai status depresi ibu dan penggunaan antidepresan selama trimester kedua atau ketiga, yang merupakan periode kritis dalam perkembangan otak janin.

Tim juga memberi perhatian pada faktor potensial lainnya, seperti riwayat keluarga, kondisi kejiwaan, usia ibu pada saat pembuahan, dan faktor sosial ekonomi seperti kemiskinan, yang semuanya merupakan faktor risiko pada ASD. Setelah mengumpulkan semua data yang diperlukan, tim menemukan bahwa penggunaan antidepresan selama trimester kedua dan/atau ketiga berkaitan dengan 87 persen peningkatan risiko ASD. "Ketika kami melihat secara spesifik dari obat yang digunakan, ternyata SSRI memang benar-benar meningkatkan risiko ASD lebih dari dua kali lipat," jelas Bérard.

Serotonin sangat penting untuk perkembangan otak. Hormon ini terlibat dalam pembelahan sel, migrasi neuron, dan penciptaan hubungan antara sel-sel yang berfungsi sebagai arus informasi. Jadi karena beberapa antidepresan bekerja dengan cara mengubah kadar serotonin, tim berpendapat bahwa obat-obatan ini dapat mempengaruhi perkembangan otak janin.

Penelitian ini bukanlah penelitian pertama yang menyatakan adanya hubungan tersebut. Setahun yang lalu, penyelidikan lebih kecil yang dilakukan pada anak laki-laki menghasilkan kesimpulan yang sama, namun penelitian lain pada beberapa tahun sebelumnya tidak menemukan adanya kaitan. Sepertinya tidak ada kata selesai dalam penelitian ini.


Diterjemahkan secara bebas dari:
http://www.iflscience.com/health-and-medicine/antidepressants-during-pregnancy-may-double-autism-risk-study-claims

Artikel ini dapat dicopy-paste atau disebarluaskan. Namun, selalu cantumkan http://bagikertas.blogspot.co.id/ sebagai sumber artikel.

Terima kasih telah berkunjung ke Bagi Kertas.
Like juga Facebook Page: Bagi Kertas
Follow Twitter: Bagi Kertas

2 komentar:

  1. AJOQQ menyediakan 8 permainan yang terdiri dari :
    Poker,Domino99 ,BandarQ,BandarPoker,Capsa,AduQ,Sakong,Bandar66 ( NEW GAME )
    Ayo segera bergabung bersama kami di AJOQQ :)
    Bonus : Rollingan 0.3% dan Referral 20% :)

    ReplyDelete
  2. agen365 menyediakan game : sbobet, ibcbet, casino, togel dll
    ayo segera bergabung bersama kami di agen365*com
    pin bbm :2B389877

    ReplyDelete